Minggu, 25 Desember 2011

Konfigurasi Statis Router


















           Sebagai penulis saya mengucapkan terima kasih karena telah mengunjungi blog sederhana ini. Blog ini hanya di tujukan untuk memenuhi Tugas Jarkom Stimik Widya Pratama.

Gambar yang saya tampilkan diatas merupakan gambar konfigurasi beberapa router yang telah saya buat di paket tracer 5.1 . Untuk lebih jelasnya saya akan mencoba menjelaskannya lebih detail lagi. Mungkin akan ada perbedaan akan cara mengerjakannya , akan tetapi hal yang terpenting adalah hasil pekerjaan pada configurasi kita sehingga semua element pada tugas ini bisa berkomunikasi .

Pertama-tama saya coba upload hasil pekerjaan dari paket tracer saya , bisa di download disini

Tahap pertama dalam pengerjaan yang menurut saya paling efektif adalah :

1.  Setelah kita menentukan semua peralatan yang akan di pakai langsung saja kita ambil pada paket tracer semua alat yang kita butuhkan (dalam soal ini kita membutuhkan 5 Router, 5 Switch, 10 PC, 5 kabel console, dan beberapa kabel cross straight)
2. Pasangkan semua peralatan (pura-puranya tapi karena ini di cisco paket tracer jadi tinggal di klik-klik aja hehehe )
3. OK setelah semua peralatan terpasang yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi semua IP yang akan di pakai pada pengerjaan konfigurasi jaringan ini.
4. Tulis bagian-bagian penting (IP dan subnetmask) pada soal letakan dekat dengan interface yang akan di setting sehingga memudahkan kita ketika mengkonfigurasikan router.
5. Setelah semuanya siap kita masuk pada konfigurasi Router dan PC , agar lebih mudah kita configurasikan semua IP tanpa tabel routingnya.

Konfigurasi Lab A :



          Pada paket tracer kita buat seperti di atas , karena IP belum di konfigurasikan apabila terlihat lampu berwarna merah abaikan dulu saja . Konfigurasi pada Routernya


Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fa1/0
Router(config-if)#ip add 192.5.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet1/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet1/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip add 205.7.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]

IP computernya :

PC A = 205.7.5.2
PC B = 205.7.5.3
PC C = 192.5.5.2
PC D = 192.5.5.3
subnetmasknya sama /24 (255.255.255.0)

Setelah kita selesei pada Lab_A sekarang kita ke Lab_B

Konfigurasi Lab_B :
                                                      

 



















Konfigurasinya :

Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#inter fa0/0
Router(config-if)#ip add 219.17.100.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
IP computernya :

PC E = 219.17.100.2
PC F = 219.17.100.3

Konfigurasi Lab_C :



Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip add 223.8.151.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]


IP computernya :

PC G = 223.8.151.2
PC H = 223.8.151.3

Konfigurasi Lab_D dan Lab_E










Konfigurasi pada Router Lab_D

Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip add 210.93.105.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]

Konfigurasi pada Router E :

Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#inter fa0/0
Router(config-if)#ip add 210.93.105.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]

IP computernya :

PC I = 210.93.105.3
PC J = 210.93.105.4

Untuk masalah gateway pada PC saya anggap yang baca uda ngerti ya (IP di titik terdekat dari komputer pada router)

Sekarang kita akan menyambungkan semua Routernya dengan kabel DCE lalu akan kita routing sehingga semua PC dan router bisa connect :

Tahapannya :
1. Sambungkan semua router dengan kabel DCE
2. Konfigurasikan Interface serial melalui PC
3. Atur IP route agar sesama router bisa berkomunikasi sehingga pesan akan lancar sampai tujuan



















Konfigurasi IP pada Interface serial pada Router Lab A, B, C, D, E :

Lab A:

Lab_A>ena
Lab_A#conf t
Lab_A(config)#interface ser3/0
Lab_A(config-if)#ip add 201.100.11.1 255.255.255.0
Lab_A(config-if)#clock rate 64000
Lab_A(config-if)#no shu
Lab_A(config-if)#end
Lab_A#copy run start
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK] 
dilanjutkan hingga router lab_E (jangan sampe ada yang ketinggalan ya ... soalnya ketinggalan 1 ga akan konek)

Setelah semua Interface serial selesei di setting kita setting ip route dengan konfigurasi :

Lab_A(config)#ip route (network yang di tuju) (subnetmask yang di tuju) (IP yang dilewati)

Contoh pada LAB_A

Lab_A(config)#ip route 223.8.151.0 255.255.255.0 201.100.11.2
Lab_A(config)#ip route 210.93.105.0 255.255.255.0 201.100.11.2
Lab_A(config)#ip route 219.17.100.0 255.255.255.0 201.100.11.2
Lab_A(config)#ip route 199.6.13.0 255.255.255.0 201.100.11.2
Lab_A(config)#ip route 204.204.7.0 255.255.255.0 201.100.11.2

Contoh pada lab_B

ip route 192.5.5.0 255.255.255.0 201.100.11.1
ip route 205.7.5.0 255.255.255.0 201.100.11.1
ip route 223.8.151.0 255.255.255.0 199.6.13.2
ip route 210.93.105.0 255.255.255.0 199.6.13.2
ip route 204.204.7.0 255.255.255.0 199.6.13.2 

Contoh pada Lab_C

ip route 219.17.100.0 255.255.255.0 199.6.13.1
ip route 192.5.5.0 255.255.255.0 199.6.13.1
ip route 205.7.5.0 255.255.255.0 199.6.13.1
ip route 210.93.105.0 255.255.255.0 204.204.7.2

Contoh pada Lab_D

ip route 223.8.151.0 255.255.255.0 204.204.7.1
ip route 219.17.100.0 255.255.255.0 204.204.7.1
ip route 192.5.5.0 255.255.255.0 204.204.7.1
ip route 205.7.5.0 255.255.255.0 204.204.7.1
ip route 210.93.105.0 255.255.255.0 210.93.105.2

Contoh pada Lab_E

ip route 210.93.105.0 255.255.255.0 210.93.105.1
ip route 223.8.151.0 255.255.255.0 210.93.105.1
ip route 219.17.100.0 255.255.255.0 210.93.105.1
ip route 192.5.5.0 255.255.255.0 210.93.105.1
ip route 205.7.5.0 255.255.255.0 210.93.105.1
Ternyata gampang ya... , yang penting konsep mengerjakannya... untuk masalah perintah konfigurasinya saya rasa pembaca uda pada ngerti semua ya , Pengerjaan di atas suda di test satu persatu dan semua bisa berhubungan .

Dinamis Router (Router Rip)

Kali ini saya akan membahas tentang Setting Router secara dinamis yaitu menggunakan Router RIP dan versi yang saya pakai adalah versi 2. Sebenarnya konfigurasi Router Dinamis ini lebih mudah dari pada Router Statis

Berdasarkan dari berbagai sumber saya akan membahas sedikit tentang Router RIP.


Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997)



versi pada Router RIP :

RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.

RIPng

RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
  • Dukungan dari jaringan IPv6.
  • RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
  • RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
  • RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route .
Batasan
  • Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
  • Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.
  • Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
  • RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

ya mungkin sekilas informasi dari wikipedia tersebut cukup menjelaskan alasan mengapa router rip dapat digunakan dalam jarikan khususnya jaringan yang tergolong kecil, karena router rip memiliki batasan HOP loncatanya itu mengapa jaringan yang sangat besar tetap akan menggunakan konfigurasi IP statis seperti tutorial sederhana yang saya buat disini

Ok langsung pada Soal di tugas berikutnya :


untuk tahap pertama yaitu kita analis dulu paket tracer yang saya kerjakan di atas.

Alat dan bahan :

- 3 buah router
- 2 buah pc
- 2 buah kabel cross
(mengapa menggunakan kabel cross ? jawabannya karena router itu sebenarnya adalah mini komputer, router mempunyai element-element penting yang ada pada komputer, untuk diingat yaitu kabel yang digunakan oleh hardware yang sama/ sejenis kita menggunakan kabel cross , kecuali bila kita melewati switch / hub antara PC dengan router kita harus menggunakan kabel straight)
- 2 buah kabel serial

Network yang di pakai pada tugas tersebut adalah :
- network 10.1.0.0
- network 10.2.0.0
- network 10.3.0.0
- network 10.4.0.0
(keterangan network pada interfacenya bisa di lihat pada gambar di atas)

catatan : IP yang dipakai pada network diatas adalah IP kelas A sehingga apabila ketika kita mengkonfigurasikan router dengan Subnetmask yang Default (255.0.0.0 "subnetmask kelas A") akan terjadi konfllik dengan keterangan overlap IP address, untuk itu kita harus memberikan subnet yang bukan defaultnya agar tiap network terdapat perbedaan penggunaan hostnya , atau bisa kita katakan menjadi beda network pada IP kelas A

tahap yang kedua adalah pasangkan semua kabel pada slot interfacenya

setelah semua terpasang dengan bagus , kita mulai kepada konfigurasi router dinamis

yang pertama setingan pada Router_A :

Router>ena
Router#conf t
Router(config)#hostname Router_A
Router_A(config)#inter fa0/0
Router_A(config-if)#ip add 10.1.0.1 255.255.255.0
Router_A(config-if)#no shu
Router_A(config-if)#exit
Router_A(config)#inter ser2/0
Router_A(config-if)#ip add 10.2.0.1 255.255.255.0
Router_A(config-if)#clock rate 64000
Router_A(config-if)#no shu
Router_A#wr mem
Building configuration...
[OK]




Konfigurasi Router RIPnya

Router_A#
Router_A#conf t
Router_A(config)#router RIP
Router_A(config-router)#ver
Router_A(config-router)#version 2
Router_A(config-router)#network 10.1.0.0
Router_A(config-router)#network 10.2.0.0
Router_A(config-router)#end
Router_A#wr mem
Building configuration...
[OK]
Konfigurasi pada Router_B :


Router>ena
Router#conf t
Router(config)#hostname Router_B
Router_B(config)#inter ser2/0
Router_B(config-if)#ip add 10.2.0.2 255.255.255.0
Router_B(config-if)#no shu
Router_B(config-if)#exit
Router_B(config)#inter ser3/0
Router_B(config-if)#ip add ser3/0
Router_B(config-if)#ip add 10.3.0.1 255.255.255.0
Router_B(config-if)#clock rate 64000
Router_B(config-if)#no shu
Router_B(config-if)#end
Router_B#wr mem
Building configuration...
[OK]
Konfigurasi Router RIP nya

Router_B#
Router_B#conf t
Router_B(config)#router rip
Router_B(config-router)#version 2
Router_B(config-router)#network 10.2.0.0
Router_B(config-router)#network 10.3.0.0
Router_B(config-router)#end
Router_B#wr mem
Building configuration...
[OK]
Konfigurasi pada Router_C :


Router>ena
Router#conf t
Router(config)#hostname Router_C
Router_C(config)#inter ser2/0
Router_C(config-if)#ip add 10.3.0.2 255.255.255.0
Router_C(config-if)#no shu
Router_C(config-if)#
Router_C#end
Router_C#conf t
Router_C(config)#inter fa0/0
Router_C(config-if)#ip add 10.4.0.1 255.255.255.0
Router_C(config-if)#no shu
Router_C(config-if)#end
Router_C#wr mem
Building configuration...
[OK]




Konfigurasi Router RIP nya

Router_C#conf t
Router_C(config)#router rip
Router_C(config-router)#vers
Router_C(config-router)#version 2
Router_C(config-router)#network 10.3.0.0
Router_C(config-router)#network 10.4.0.0
Router_C(config-router)#end
Router_C#wr mem
Building configuration...
[OK]
Nah , selesei sudah kita membuat konfigurasi dinamis pada Tugas kali ini , untuk versi paket tracernya bisa di download disini


Untuk ss pingnya :





Sekian percobaan pembuatan tutorial konfigurasi dinamis Router kali ini